Abu Mu thy Balkhy berkata kepada Hatim Al ‘Ashom :
“Betulkah engkau
berjalan tanpa bekal di hutan ini hanya semata-mata bertawakkal?
Jawabnya : “Tidak, aku bepergian jauh pasti berbekal.”
“Lalu apa bekalnya?” Tanya beliau kembali
Jawabnya : “Empat perkara
bekalku, yaitu :
l. Aku yakin bahwa dunia seisinya adalah milik Allah SWT.
2. Semua makhluq adalah hambaNya.
3. Segala usaha/bekerja, adalah semata hanya faktor penyebab saja,
sedangkan rizqi ada di tangan Tuhan.
4. Dan aku yakin bahwa: “KetentuanNya pasti berlaku bagi semua
makhluq.
Kata Abu Mu 'thy : “Itulah bekal yang paling baik, karena bekalmu Itu sanggup menempuh
perjalanan yang sangat jauh (akhirat), maka tiada artinya jika hanya perjalanan
diatas bumi (dunia).
Perbedaan antara tawakkal dan yaqin, yaitu : “Yaqin, benar-benar percaya
kepada Allah dengan segala amal yang menyampaikannya ke akhirat. Sedangkan tawakkal
, benar benar percaya kepada Allah, dalam segala urusan dunia”
Tawakkal
terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Tawakkal tentang rizqi, maka
tidak boleh gelisah, prihatin didalam- nya
2. Tawakkal tentang pahala amal,
harus percaya dan tenang pada janji Allah, dan khawatir terhadap amalnya,
apakah diterima atau tidak, kau belum tahu persis duduk masalahnya.
Wasiat
terakhir Luqman Hakim kepada putranya, yaitu : “Hai putraku, hingga saat ini
sudah banyaklah pesanku kepadamu, dan sekarang pesan Bapak 6 perkara, yang
mengandung ilmu orang-orang dahulu hingga manusia terakhir, yaitu :
1 Jangan terlalu sibuk urusan duniawi (harta), kecuali sekedar mencukupi keperluan sisa umurmu didunia.
2 Sembahlah Tuhanmu menurut hajatmu kepada-Nya.
3 Beramallah untuk akhirat
sesuai dengan keinginanmu untuk bermukim disana.
4 Berdaya upayalah membebaskan
dirimu dari api neraka, selama engkau meragukan keselamatanmu (bebas dan api
neraka).
5.Imbangkanlah keberanianmu
berbuat maksiat dengan kekuatan kesabaranmu menghadapi (menanggung) siksa
Allah.
6.Carilah tempat yang tidak dilihat oleh Allah dan MalaikatNya,
jika engkau akan berbuat maksiat kepada-Nya.
Dari
Ibnu Abbas r.a. Nabi SAW bersabda :
“Orang yang menghendaki jadi manusia terkuat.
berserahlah kepada Allah, dan yang menghendaki jadi manusia paling mulia,
bertakwalah kepadaNya, dan yang menghendaki jadi paling kaya, mantapkanlah atas
jaminan Allah melebihi (kekayaan) yang telah dipegangnya (harta yang telah
ada).
Nabi
Daud As pernah memberikan nasehat kepada putranya, Sulaiman sebagai berikut :
“Hai putraku, bukti bahwa scorang bertaqwa ada tiga, yaitu :
1 Bertawakkal secara baik, dalam
menempuh sesuatu yang belum tercapai.
2. Teguh hati terhadap apa yang telah terlaksana (terjadi pada dirinya).
3. Sabar dengan lepasnya sesuatu yang telah diraih (dipegang) tanganmu.
