Jalan mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana yang tlah dilakukan para sahabat Rasulullah, dapat dilakukan dengan mengerjakan tiga perkara :
1). Melaksanakan syariat, artinya
mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi laranganNya serta mengerti
malaksanakan hukum-hukum agama Islam.
2). Melaksanakan
thariqah, artinya melaksanakan agama lebih berhati-hati lagi
dan bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan melatih diri (Riyadloh) serta
ibadah kepada Allah S.W.T.
3). Haqiqat, yaitu sampainya
maksud, sehingga dapat merasakan lezatnya dan nikmatnya ibadah
kepada Allah. Dan supaya mendengarkan teladan dan gambaran tiga perkara
tersebut.
Syariat yaitu melaksanakan agamanya Allah serta mengerti dan
melaksanakan hukum-hukum agama Islam sebab jika tidak mengerti hukum, tentu
mudah melanggar hukum.
“MAN LAM YA'RIFISY SYARRO YAGO’U FIIHI SYAA-A AM ABAA"
“Barangsiapa tidak tahu kejahatan,
tentu ia berbuat kejahatan, disengaja atau tidak”
Dan juga harus istiqamah tetap
mengerjakan perintah Allah serta menjauhi laranganNya yang sudah diterangkan
para Ulama’ dari dawuh dan yang dilakukan Nabi yang menerangkan apa-apa di
dalam Al Our'an.
Thariqah,
yaitu melaksanakan agama dengan lebih berhati-hati,
seperti melakukan wira’i artinya menjauhi perkara-perkara yang subhat. Dan
melaksanakan keutamaan setelah mengerjakan yang wajib, seperti shalat tahajjud,
shalat dhuhaa dan rawatib. Dan benar bersungguh-sungguh dalam ibadah dan riyalat,
seperti puasa hari senin dan kamis serta sedekah, membaca Al Qur'an, membaca
shalawat, dzikir, bertasbih dan lain sebagainya.
Haqiqat, yaitu sampainya perjalanan kepada yang dimaksud sampai bisa
melihat Nur Tajalli (Nurnya Allah) dengan terang dalam-hati nuraninya dinamakan
maqam musyahadah.
Syariat diibaratkan sebagai bahtera yang menjadi alat yang bisa
berlayar dipermukaan lautan.
Thariqah sebagai lautan yang ada mutiaranya.
Haqiqat adalah sebagai mutiara yang dicari dalam lautan
Barangsiapa yang mencari mutiara haqiqat supaya lebih dahulu memperbaiki
bahteranya yang berupa syariat. Karena jika bahtera syariatnya rusak atau
kurang baik, tentu akan tenggelam ke dalam lautan thariqah dan tidak akan dapat
menemukan " mutiara haqiqat.
Bahkan bisa tersesat dan menyesatkan, karena merasa bahwa
dirinya sudah baik sebab mencari haqiqat, tetapi tidak diterima dan tidak
diridloi oleh Allah. Maka jadinya diterima syetan dan menjadi kawannya syetan
yang menyesatkan manusia dan diikuti oleh manusia, karena propagandanya
syethan. Demikianlah gambaran orang yang mencari haqiqat jika tidak memakai
bahtera syariat.
Barangsiapa yang berniat mencari mutiara haqiqat, maka harus memakai bahtera yang baik dan-sempurna-alatnya, yaitu melaksanakan agama Allah serta mengetahui dan melaksanakan hukum agama. Dan juga harus mau dan berani, menyelami lautan thariqat yang artinya melaksanakan agama dengan lebih berhati-hati dan bersungguh-sungguh ibadah serta riyalat.
Jika tidak demikian, maka akan bisa menjadi tersesat dan menyesatkan seperti yang telah disebutkan di atas. Adapun thariqah dan haqiqat itu tidak akan berhasil kalau tanpa melaksanakan syariat sebagaimana tersebut diatas. Maka wajib bagi orang yang berjalan di jalannya para Wali untuk menghiasi anggota lahiriyahnya dengan mengerjakan syariat .
