Abdullah bin Mas‘ud ra. berkata, “Tidaklah engkau berbicara dengan suatu kaum sedang akal mereka tidak mencapainya,kecuali hal itu merupakan fitnah bagi sebagian dari mereka.”
Asy-Syaikh al-Imam Ahmad bin Zain al-Habsyi berkata, “Menyampaikan ilmu secara global bagi orang awam lebih bermanfaat daripada secara rinci, dan menyampaikannya bagian perbagian lebih bermanfaat daripada keseluruhanya secara langsung. Dianjurkan bagi seorang yang berilmu agar meringkas sesuai dengan batas yang mereka pahami dan yang dapat diterima oleh akal mereka,karena jika tidak demikian, maka ucapannya akan menimbulkan fitnah.
Seperti anak kecil ketika engkau mengajaknya berbicara.
Ketika mereka tak mampu memahaminya, maka engkau akan menurunkan tingkat
perkataanmu kepada batas pemahaman dan keterbatasannya.
Boleh jadi ketika seorang yang berilmu berbicara mengenai
hakikat di hadapan orang-orang yang terbatas pemahamannya,maka akal mereka
tidak mampu menerimanya dan hal itu berakibat buruk pada diri mereka. Dan
dialah yang menjadi sebab mereka mengingkari.
Al-Imam al-Ghazali ra. berkata, “Tidak diperbolehkan berbicara panjang lebar tentang hakikat ilmu yang rumit kepada orang awam. Tetapi hendaknya berbicara kepada mereka cukup pada pelajaran ibadah, amanat dalam usaha yang menjadi kebiasaan mereka, dan memenuhi hati mereka dengan rasa harap dan takut terhadap surga dan neraka,seperti yang disebut oleh Al-Qur’an.”
Beliau berkata, “Khususnya,
janganlah membuka pembahasan suatu masalah terhadap orang-orang awam karena hal
itu dapat merusak pekerjaan mereka yang dengannya menopang hidup makhluk dan
mempermudah kehidupan orang-orang khusus.”
Di dalam kitab al-Hikam al-Haddâdiyyah disebutkan,“Diharuskan ucapan orang yang mengenal Allah terhadap orang awam yang beriman, tidak keluar dari tiga hal:
1. Mengingatkan nikmat.
2. Terus menerus dalam berbuat taat.
3. Menjauhi perbuatan maksiat.
(al-Imam Idrus bin Umar al-Habsyi)
“Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi manusia di zaman ini melebihi pembicaraan mengenai tanda-tanda kebesaran Allah dan jalan hidup para pendahulu yang saleh.
Pembicaraan mengenai tanda-tanda kebesaran Allah dan nikmat-Nya akan bermanfaat dan membawa mereka bersyukur kepada Allah Swt.. Sedangkan berbicara mengenai jalan hidup para pendahulu yang saleh, akan membawa mereka untuk mengikuti dan meneladani mereka.”
