Imam Ghozali menerangkan dalam kitabnya Khowazul qur'an: Bahwa Ibnu Kutaibah meriwayatkan suatu peristiwa yang terjadi di Negeri Basrah yaitu salah satu pedagang kurma bernama Ka'ab telah pergi ke negeri Basrah membawa barang-barang dagangannya untuk di jual dipasar Basrah. Setelah Ka'ab sampai di sana mencari tempat penginapan tetapi semuanya telah penuh diisi oleh pedagang-pedagang yang datang terlebih dahulu.
Kemudian
Ka'ab melihat sebuah rumah kosong, didindingnya terdapat banyak sarang
laba-laba, kelihatannya rumah itu telah lama tidak didiami orang. Ka'ab datang
kepada yang empunya rumah ia ingin menyewa rumah itu selama kurang lebih satu
minggu.
“Rumah itu aneh sekali, selalu
menjadi buah bicara masyarakat ramai, menurut kata-kata orang, rumah itu
ditempati oleh jin ifrit. Banyak orang yang menempati binasa karenanya” Kata
yang empunya rumah.
Ka'ab berkata, “Meskipun
demikian, karena tempat lain tidak ada, saya bersedia tinggal ditempat itu,
asal saja yang punya mengizikannya.”
"Baiklah, saya tidak
keberatan dan saya tidak memungut sewa apa Apa " Kata yang empunya
rumah.
Ka'ab tinggal dirumah itu mulai sore hari, namun tiada yang aneh atau ganjil , tapi setelah tengah malam Ka'ab menampak bayangan hitam dengan dua buah mata menyala-nyala seperti api mendekatinya. Ka'ab bangun dan membaca "Allaahu laailaaha illa huwal hayyu qayyuumu…”, tetapi bayangan itu selalu mengikuti apa yang dibaca oleh Ka'ab ,sehingga hampir sampai pada akhir ayat yang berbunyi: "Walaa yauuduhuu hifdhuhumaa wahuwal 'aliyyul 'adziimu”, tak terdengar lagi suara yang mengikutinya, maka dibacanyalah berulang-ulang kali dan bayangan hitam itu pun lenyap dari pandangan Ka'ab sembari tercium sesuatu bau seperti ada sesuatu yang terbakar. Kemudian Ka'ab tidur lagi dengan tidak mendapat gangguan apa-apa .Dipagi hari Ka'ab melihat di salah satu sudut rumah itu berkas-berkas seperti ada sesuatu yang telah terbakar dan tampak ada abu.
Disaat itu terdengarlah oleh Ka'ab suatu suara berkata: “Hai Ka'ab engkau telah membakar jin lIfrit yang ganas”
Ka'ab heran dan berkata, “Dengan
apa aku membakarnya?”
Jawab suara itu dengan Firman Allah, "Walaa yauu duhuu hitdhuhumaa wahuwal 'aliyyul 'aziimu.”
Setelah kita
mengetahui kejadian ini kita tahu bahwa senjata untuk melawan golongan jin dan
sebangsanya adalah ayat kursi. Ada lagi yang dapat dipakai untuk menghadapi
mahluk-mahiuk halus yang tingkatan ilmunya lebih tinggi dan tidak mempan
diserang memakai ayat kursi, akan bisa di kalahkan memakai khizib nashor, yang
mana khizib tersebut banyak dimiliki olen aliran-aliran kebatinan (aliran
putih).
