"TIADALAH KECINTAAN ITU, MELAINKAN BAGI KEKASIH PERTAMA”
Kekasih pertama itu adalah Allah Ta'ala. Dan engkau telah memindahkan rasa cintamu itu kepada ibu, kepada ayah dan kepada yang lainnya, seperti kepada anak-anak, isteri-isteri, harta benda. Jika engkau meninggal, maka akan terputuslah kecintaan itu dari hatimu dan terputus pula kecintaan mereka darimu.
Maka berkatalah
Allah Subhaanahu Wa Ta'ala:
Wahai hamba-Ku, Aku adalah kekasihmu yang pertama, kau cintai Aku
pada hari perjanjian, Sekarang, setiap pencinta telah meninggalkanmu, sedang
Aku menghubungkanmu, maka kembalilah kepada-Ku, nanti Aku muliakan engkau
dengan kemuliaan pencinta.
Allah berfirman :
HAI JIWA
YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA TUHANMU DENGAN HATI YANG PUAS LAGI DIRIDLOI-NYA.
(Q.S. Al-Fajr : 28 - 29)
(Ibarat
lainnya):
Wahai
hamba-Ku, kecintaan itu ada empat:
Pertama, yang memberikan
maslahat bagimu pada permulaan, tetapi tidak pada akhirnya.
Kedua, yang memberikan
maslahat bagimu pada akhirnya saja. tidak di permulaan.
Ketiga, yang
memberikan maslahat bagimu pada lahirnya saja, tidak pada batin.
Keempat, yang
memberikan maslahat bagimu pada batin saja, tidak pada lahir.
Ada pun
yang pertama itu ialah kedua orang tuamu, mereka banyak
memberikan kemaslahatan bagimu di kala engkau masih kecil, tetapi ketika
keduanya telah menjadi tua dan lemah, maka mereka tidak lagi dapat memeliharamu.
Yang kedua
itu ialah anakmu, mereka melayanimu hingga akhir umurmu.
Yang
ketiga itu ialah teman dan sahabat laki-lakimu, mereka hanya
memberikan maslahat lahir padamu.
Dan
yang keempat itu ialah isterimu, mereka hanya memberikan maslahat batin bagimu, namun
tidak dapat memberikan maslahat lahir kepadamu.
Allah Azza wa Jalla
berkata:
Wahai hamba-Ku, jika engkau hendak mencinta seseorang, maka
cintailah Aku. Karena Aku adalah Kekasih yang memberikan maslahat bagimu pada
permulaan, akhir, lahir dan batin.
