Diceritakan bahwa ketika Nabi Musa as. sedang duduk tiba-tiba iblis datang. Ia mengenakan baju mantel yang bertudung kepala dan berwarna. Saat sudah dekat kepada Musa, ia lepas baju mantel itu dan diletakkannya lantas berucap :
"Salam sejahtera atasmu, hai Musa."
"Siapa anda?" tanya Musa.
"Saya iblis, " jawab
iblis.
"Semoga Allah tidak memberimu
keselamatan. Ada apa kamu datang kemari?" tanya Musa
"Aku datang untuk
mengucapkan selamat atas kedudukanmu yang terhormat di sisi Allah," jawab
Iblis.
"Apa urusanmu dengan
kedudukanku?" tanya Musa.
"Karena dengannya aku
menguasai hati-hati manusia,"jawab iblis
"Bagaimana kalau ternyata manusia mampu berbuat sesuatu untuk menguasainya?" tanya Musa
Jawab Iblis, "Jika ia
mengagumi dirinya sendiri, merasa banyak amalnya dan lupa kepada dosa-dosanya.
Berhati-hatilah anda pada tiga hal :
Pertama, jangan
sekali-kali kamu berduaan di tempat sepi dengan seorang wanita bukan mahrammu.
Sebab, tidak seorang laki-laki pun yang menyepi dengan seorang wanita melainkan
aku menjadi temannya, lantas kugodaia sehinggajatuh ke dalamperangkapku.
Kedua, janganlah
kamu berjanji kepada Allah kalau tidak anda tepati. Karena, tidak seorang pun
yang berjanji kepada Allah melainkan aku menjadi kawannya dan akan
kuhalang-halangi ia sehingga tidak menepati janjinya itu.
Ketiga, janganlah
kamu menginginkan hendak mengeluarkan sedekah kecuali segera dilaksanakan.
Sebab, tak seorang pun yang berjanji akan mengeluarkan sedekah kecuali aku
menjadi kawannya lantas kuhalang-halangi sehingga tidak jadi mengeluarkan
sedekah."
Tidak
diragukan lagi bahwa nasihat-nasihat iblis itu sangat besar manfaatnya bagi orang
yang mau mengamalkannya dengan sungguh-sungguh. Sehingga tidak ada peluang bagi
iblis untuk menggunakan cara-cara itu sebagaimana yang telah diberitahukan
kepada Musa as.
Mungkin diantara kita ada yang bertanya :
"Apakah semudah itu iblis
membuka cara-caranya dalam menjerumuskan kita?"
Jawabnya,
"Tidak."
Sebab iblis terkutuk menerangkan satu cara, tetapi banyak sekali
cara yang disembunyikan olehnya. Dia buka satu tipuan kepada kita dan disembunyikannya
seribu macam tipuan. Diberitahu kita salah satu perangkapnya, namun ia juga
memasang seribu perangkap untuk menjebak kita.
