Syaikh Abdul Qadir Jaelani bertutur,"Pada suatu hari saya pernah bepergian. Hari itu sangat panas sehingga saya hampir saja mati kehausan. Tiba-tiba ada gumpalan awan hitam pekat menaungiku, dan dari awan itu terhembus angin yang amat dingin sehingga air liurku mengalir dalam mulutku.
Saya tersentak kaget ketika dari gumpalan awan itu ada suara
memanggilku, "Hai Abdul Qadir, aku Tuhanmu."
Saya pun bertanya kepadanya, "Kamu Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia?"
Lalu ia memanggilku lagi, "Hai
Abdul Qadir, aku Tuhanmu". Kini aku - halalkan kepadamu apa-apa yang aku
haramkan atasmu".
Saya bantah tegas, "Tidak.
Kamu bukan Tuhanku. Tapi kamu iblis." Lantas gumpalan awan itu
terkoyak-koyak”.
Kemudian saya mendengar suara dari belakangku, "Hai Abdul Qadir, sungguh kamu telah selamat dari tipu
dayaku karena kefaqihanmu (kepahaman) terhadap agamamu. Sesungguhnya, sebelum
kamu, sudah ada 70 orang yang telah aku tipu dengan perangkapku ini."
Kemudian Syaikh Abdul Qadir ditanya oleh seseorang,
"Bagaimana anda bisa tahu
kalau dia itu iblis?"
Beliau menjawab, "Saya tahu
dengan perkataannya yang berbunyi, "Aku halalkan kepadamu apa-apa yang
kuharamkan." Sebab, setelah Nabi Muhammad meninggal, tidak ada lagi
penghalalan maupun pengharaman".
Para ulama berkomentar, Syaikh Abdul Qadir bisa selamat dari
perangkap iblis berkat pertolongan Allah dan karena kefaqihannya terhadap
agama. Sebab orang alim itu sangat sulit ditipu setan.
